Posts

Showing posts from January, 2017

Jamu itu pahit, tapi buat apa kalau tidak berkhasiat?

"The art of knowing is knowing what to ignore." Rumi. Beberapa orang datang dan pergi dalam hidupmu. Beberapa lagi memberi makna, entah baik atau buruk. Beberapa darinya sulit kamu lupakan. Sebagian kecil itu, tidak akan pernah bisa kamu lupakan--meskipun keriput di wajahmu hilang dengan suntik botoks. Kamu sama sekali tidak pernah berharap kenal dengan dia, tapi dia tetap datang, lalu menawarimu berbagai jamu berkhasiat, pahit tapi manjur. (Hei, pernah terpikir seseorang overdosis jamu? Saat dia minum itu, tiba-tiba mulutnya berbusa, kejang-kejang, lalu pingsan. Ah, membayangkannya saja sudah memuakkan. Kenapa juga harus jamu? Rasanya cuma pahit belaka.) Lalu dia pergi, meninggalkan dengan harapan akan khasiat yang macam-macam. Kamu tahu mana yang harus kamu abaikan. Mereka yang datang cuma untuk pergi, ada baiknya kamu abaikan dari awal. Antrian masalahmu sudah cukup banyak untuk kamu selesaikan. Kamu nggak capek ada di siklus yang sama? Sudahlah, kamu sudah cukup

Raja di Sarang Laba-laba (1)

"Apa yang harus aku lakukan untuk menghancurkannya? Bagaimana cara membuat dia takut Tuhan?" Pikiran-pikiran semacam itu terus berputar di otak ku. Sudah setengah galon aku meminum air berlogo tetes air warna biru malam ini. Panas. Keringat membanjiri lantai. Aku sudah tak pakai baju dari tadi. Kipas angin 12 inch berdecit-decit tiap kali kepalanya berputar. Memang apa yang mau aku harapkan dari kipas angin rongsok peninggalan penghuni lama kosan tua ini. Aku ingat, model kipas ini persis yang sda di kamar mbah Buyut dulu. Persis. Bagaimana aku bisa lupa, kipas yang sempat di lemparkan ke tubuh Bapak yang berdiri di pintu kamar mbah Buyut. Aku tak tahu pasti apa penyebabnya kipas sebesar 12 inch itu bisa di layangkan begitu saja saat aku tengah makan siang di depan televisi. Entahlah, usiaku baru 8 tahun saat itu, dan aku tipe anak yang tidak peduli urusan apapun selain lauk makan siang yang tidak cocok dengan ku. Aku juga tidak berniat mencari tau masalah-masalah lama. Aku

Yha~

Baru saja membuat blog untuk menghindari menyampah kegalauan di sosial media ramai pengguna untuk menghindari unfriend dari kalangan teman tapi nyinyir. Yha, bagaimanapun juga mereka itu bernama teman. Kata para cendekiawan zaman pengetahuan baru lahir, makhluk yang dinamai homosapien oleh mereka adalah makhluk sosialis. Hidup bergantung dengan yang makhkuk lainnya. Sebab itulah teman yang mungkin kelihatan tidak penting penting amat, bisa saja kamu butuhkan kemudian hari. Ini juga membingungkan. Yha, hubungan manusia satu dan temannya. Bagaimana kalau ternyata rasa 'berteman' itu tidak pernah ada, bahwa sebenarnya kita hanya ingin memiliki sesuatu yang tidak kita punya tetapi dimiliki orang lain. Dan, kita jadi merasa ingin bersama bahkan memiliki orang itu sekedar untuk memuaskan diri sendiri. Mengerikan, bukan? Yha, begitulah. Hidup sudah susah. Tak perlu lah menambah daftar orang yang membenci kita. Salam.