Lolos Beasiswa LPDP 2018 DN Sekali Tembak

Hai!

*narik napas dalam-dalam*

Oke.
Aku mau melunasi hutang ke teman-teman yang udah rikues dari tahun lalu. Wkwk.
Bahasan yang agak berat mengingat aku lolos juga karena faktor terbesar sebenarnya adalah keberuntungan.
Ya, ya, ya. Jadi aku cuma akan menceritakan yang hal-hal yang bisa kamu usahakan pun yang jangan kamu lakukan. Sebagian aku akan berbagi kebodohan-kebodohan yang aku lakukan supaya kamu nggak  ikut-ikutan bodoh.

Di postingan ini aku cuma mau cerita aja tentang hal-hal yang aku syukuri dalam perjalanan mendapatkan beasiswa ini. Untuk cerita tentang detail tentang per bagian, akan aku bagi beberapa bagian. Kira-kira template-nya akan seperti ini:

Part 0 : Bekal untuk Mendapatkan Beasiswa
Part 1 : Menulis Essay dan Persiapan Administrasi
Part 2 : Seleksi TKD dan On The Spot Writing
Part 3 : Seleksi LGD dan Wawancara
Part 4 : Persiapan Keberangkatan (PK) LPDP
Part 5 : Tips Menjadi Perwakilan Angkatan Pra PK
Part 6 : Hal-Hal Administratif Pasca PK
Part 7 : FAQ Lolos Beasiswa LPDP

Tiap postingan yang udah jadi, nanti pasti akan nge-link sama template di atas. Sementara baru wacana, ya. Hahaha.
Semua hal yang akan aku tulis nanti adalah berdasarkan pengalaman pribadi, bisa jadi akan relevan dengan diri kamu, bisa jadi cuma akan jadi tulisan sampah buat kamu. Sebisa mungkin aku akan buat tulisan nanti secara umum, jadi bisa digunakan untuk kamu yang mau daftar LN maupun DN, jalur reguler ataupun afirmasi. Tapi karena aku daftarnya Dalam Negeri (DN) jalur reguler, tentu akan lebih fasih menjelaskan yang ini. Sekali lagi, yang lain akan aku usahakan.


Baiqlaaa~
Kita mulai ceritanya! (Kamu bole skip kalau ternyata cuma nunggu part-part diatas)

Dapet beasiswa S2 ini adalah cita-cita dari lulus kuliah.
Waktu kuliah memang sempat kepikiran, tapi cuma angan-angan tok. Nggak ada realisasinya sama sekali. Cuma bisa ngiri kalau tau ada senior yang dapet beasiswa. Tapi ya gitu. Sekedar mencari tahu hal-hal apa saja yang dibutuhkan untuk dapet besiswa aja nggak pernah. Tau macam-macam pemberi beasiswa aja nggak.

Jadi, kalau kamu sekarang udah lulus S1 yang entah kapan itu, terus tiba-tiba merasa ingin melanjutkan S2, dan merasa dulu pas kuliah dulu nggak punya hal-hal yang membanggakan, percayalah kamu nggak sendirian. Aku, dan banyak orang diluar sana (yang aku kenal) juga mengalami hal yang sama. Dan dapet beasiswa untuk lanjut kuliah itu masih akan sangat mungkin.

Aku masuk kuliah tahun 2010.
Lulus tahun 2016. Yak, masa studi 4 tahun 22 bulan. Wkwkwk.
Long short story, setelah lulus mulai bingung mau kerja dimana atau mau ngapain lagi. Posisi saat itu udah 3 th kerja di salah satu Homeschooling kenamaan di Indonesia (masuk disitu dari masih kuliah). Tapi mulai merasa bosan dan kurang tantangan. (Emang nge-sok padahal lulus S1 juga 6 tahun 😅).
Jadilah mulai pengen kuliah lagi~

Kayak judul diatas yang clickbait banget, percayalah tidak ada urusan yang benar-benar gampang. Semuanya tentu harus diusahakan. Akan ada banyak hal yang harus kamu korbankan untuk mendapatkan sesuatu yang besar.
Kalau kamu temen yang kenal aku, pasti tau kalau aku pengen sesuatu pasti bakal mengusahakan dengan sungguh-sungguh. 2 tahun usaha ini membuahkan hasil juga, lolos seleksi beasiswa LPDP dengan sekali coba.

Apakah jalan buat dapet beasiswa ini mulus lancar?
Oh, tentu tidak Fergusso!!!

Coba perhatikan lagi paragraf ketiga dari atas ini. Udah kubilang kalau kuliahku, tuh, gitu-gitu doang. Terus mau daftar beasiswa itu sudah pasti merepotkan diri sendiri. Aku harus menyiapkan dengan ekstra dibanding teman-teman yang dari kuliah sudah berprestasi atau memang sudah menyiapkan. Bagus juga kalau ternyata kerjaan setelah kuliah itu sangat membanggakan, prospeknya bagus, dll. Lha aku cuma guru biasa yang sering tidur pagi, begadang nonton drama Korea pas malem. Duh.

Jadilah aku mencoba mengumpulkan bekal untuk daftar beasiswa.
Prinsip semua beasiswa itu sama. Kemanfaatan.
Ingin memberikan beasiswa kepada orang yang bisa memberi manfaat untu pemberi beasiswa tersebut. LPDP sendiri lebih spesifik. Ingin menyekolahkan satu orang yang bisa bermanfaat untuk banyak orang. Dalam hal ini, banyak orang artinya masyarakat Indonesia.

Untuk itu, aku merasa harus berubah. Membuat diri ini lebih bermanfaat atau punya potensi diri yang akan bermanfaat dikemudian hari. Aku mulai dari ikut komunitas sosial. Kemudian coba ikut lomba mengajar supaya punya prestasi. Dan yang terakhir adalah belajar bahasa Inggris. Ini adalah hasil pemetaan yang aku rasa perlu untuk diriku sendiri. Tentu akan berbeda tidap orang tergantung kebutuhan. Selengkapnya nanti akan aku bahas di Part 0 tentang pesiapan awal.

Keliatannya gampang memang, tapi pas dijalani ternyata berat juga. Yang paling berat selain niat, adalah manajemen waktu. Menyeimbangkan antara bekerja, bermasyarakat, belajar juga menyenangkan diri sendiri. Satu hal yang selalu aku ingat dalam managemen waktu adalah "kamu tidak akan sempat kalau tidak menyempatkan".

Anyway, ada yang tau Beasiswa Unggulan (BU) dari Kemendikbud?
Beasiswa ini ditujukan untuk pegawai dibawah naungan Kemendikbud dan juga masyarakat umum berprestasi. Ada beasiswa untuk S1 sampai dengan S3.
Awalnya aku malah ngejar-ngejar beasiswa ini. Soalnya kata orang-orang gampang banget. Malah denger dari salah satu peraih beasiswa ini kalo ini sepi peminat. Yang artinya peluang tambah besar.

Udah PD banget dong mau ikutan ini. Prestasi ada, walaupun nggak wow, sih. syarat TOEFL ITP cuma 475. LoA dari Univ, bisa dicari. Gampil, lah~
Sampai pas pembukaan pendaftaran tahun 2017.
Amsyong.
Skor TOEFL naik, cuy. Jadi 500. Sama kayak LPDP. Padahal TOEFL ai cuma 483.

Karena ngerasa sayang udah punya LoA dari UPI Bandung, akhirnya bertekad untuk mencoba lagi tahun depan. Coba tes TOEFL lagi dan akhirnya dapet diatas skor 500 setelah percobaan ketiga.
Dan sampailah ke pembukaan BU lagi ditahun berikutnya.

Seperti yang bisa ditebak. G A G A L!
Semua persyaratan udah lengkap. Terus alasan nggak lolos katanya adalah "tidak memenuhi passing grade".
Just FYI, aku daftar pake sertikat juara I lomba tingkat provinsi dan sertifikat finalis lomba tingkat nasional dari Kemendikbud. Sakit hati, sih. Hahahahahahahaha.

Jeda waktu antara pengumuman BU dan penutupan LPDP cuma selang sekitar 3 minggu.
Disitulah pula terjadi pergolakan batin yang udah minder duluan mau daftar LPDP. BU aja nggak diterima, apalagi ini.
Tapi meskipun banyak keraguan, akhirnya memutuskan buat nyoba, dengan persiapan berkas (termasuk nulis essay) selama seminggu.
Mikirnya, mending perih gagal karena udah nyoba dari pada nyesel dikemudian hari karena nggak pernah nyoba.

Daaaaaaaan.. ya.
Setelah banyaknya tahap yang dilewati, drama-drama hidup yang malah mampir disaat-saat genting, akhirnya lulus.
Resmi jadi Awardee LPDP tahun 2018!


Terimakasih.
Terimakasih.
Terimakasih.


Tulisan-tulisan ini lebih bertujuan untuk mengapresiasi diri sendiri.
Terimakasih sudah ikut mendoakan.

Salam sayang,

Uly - PK 129






Comments

  1. Waah, keren banget kak. sangat menginspirasi. aku juga pengen daftar beasiswa seperti kakak, heheheh

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pengalaman Pasang Behel di Family Dental Cosmetic (FDC) Part I - Persiapan

Pengalaman Pasang Behel di Family Dental Cosmetic (FDC) Part III - Rotgen Gigi dan Pemasangan Braces

Pengalaman Pasang Behel di FDC Part IV: Akhirnya Cabut Gigi!